Proyektor
Monitor
Interactive Display | Signage
Siklus tidur internal manusia, atau ritme sirkadian, dikendalikan oleh melatonin, hormon, yang dilepaskan ke dalam tubuh dari kelenjar Pineal. Pelepasan melatonin tergantung pada banyak faktor, salah satunya adalah cahaya yang masuk ke mata dan memicu fotoreseptor melanopsin untuk memberi sinyal penekanan melatonin.
Secara tradisional, sinar matahari mengontrol kadar melatonin tubuh. Pada siang hari, cahaya matahari menghambat sekresi melatonin dan memberi sinyal pada tubuh untuk bangun. Begitu matahari terbenam dan cahaya berkurang, melatonin dilepaskan, dan tubuh bersiap untuk istirahat. Meski begitu, jika tubuh terus berada di dekat sumber cahaya buatan, hal itu dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk beristirahat.
Gambar 1: Spektrum cahaya menunjukkan cahaya tampak berenergi tinggi
Cahaya biru (atau Cahaya Terlihat Energi Tinggi) didefinisikan sebagai panjang gelombang terpendek dalam spektrum elektromagnetik yang terlihat, khususnya 400-500nms. Cahaya selalu menjadi aspek penting dalam kehidupan manusia. Manusia purba menyalakan api untuk memberikan penerangan di malam hari, dan dari sana, cahaya lampu dan lampu pijar digunakan, yang semuanya memiliki sedikit cahaya biru. Pada tahun 1930-an lampu neon diperkenalkan yang meningkatkan paparan cahaya biru, namun sumber cahaya ini biasanya digunakan dalam aplikasi komersial dan industri, oleh karena itu paparan malam terbatas. Studi telah menunjukkan bahwa fotoreseptor melanopsin paling sensitif terhadap cahaya 470nm, oleh karena itu cahaya biru memainkan peran paling signifikan dalam menekan pelepasan melatonin.
Gambar: Distribusi spektral dari berbagai sumber cahaya. Perhatikan bahwa LED putih dingin memancarkan tingkat cahaya biru yang meniru jumlah di siang hari .
Sumber: Smick, K et al. Blue Light Hazard: New Knowledge, New Approaches to Maintaining Ocular Health.
Dengan munculnya dan proliferasi sumber cahaya LED, paparan kami terhadap cahaya biru telah meningkat secara dramatis. Dengan peningkatan ini, banyak orang menggunakan layar digital dengan lampu LED di malam hari hingga waktu tidur mereka. Paparan cahaya biru hingga larut malam ini mengurangi produksi melatonin, menghambat tidur, dan meningkatkan panjang ritme sirkadian. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan masalah tertidur dan menciptakan kualitas tidur yang lebih buruk yang mungkin terkait dengan penyebab kanker, diabetes, penyakit jantung, dan obesitas.
Penelitian telah menunjukkan bahwa sekresi melatonin dapat terjadi dengan mengurangi paparan sinar biru, yang memungkinkan tubuh mengatur tidur. Berbagai solusi ada untuk membatasi paparan cahaya dan cahaya biru di malam hari. Misalnya, banyak produsen lensa kacamata sekarang menggabungkan teknologi pemfilteran atau pemantulan cahaya biru ke dalam solusi optik mereka. Mengenakan lensa penyaringan cahaya biru di malam hari telah terbukti menggandakan tingkat melatonin dibandingkan dengan paparan langsung ke sumber cahaya LED.
Intensitas cahaya dan cahaya biru juga dapat dikurangi pada sumbernya. Banyak produsen ponsel pintar menggunakan bentuk "mode malam" untuk meminimalkan emisi cahaya biru. Monitor video LED yang menggabungkan teknologi untuk mengontrol kecerahan layar dan cahaya biru yang dipancarkan telah dikembangkan untuk mengurangi efek paparan pada pengguna. BenQ, pemimpin global dalam teknologi tampilan, telah menciptakan teknologi perawatan mata yang digunakan di semua monitor mereka untuk mengurangi cahaya biru, menyesuaikan kecerahan secara otomatis berdasarkan pencahayaan sekitar, dan menghilangkan kedipan layar LCD untuk pengalaman menonton yang lebih sehat. Teknologi Low Blue Light mereka secara khusus menyaring cahaya biru yang berbahaya untuk mengurangi kelelahan dan iritasi mata, terutama saat melihat layar di malam hari.
Mengurangi cahaya biru, terutama di malam hari, dapat berperan besar dalam menjalani gaya hidup sehat. Memanfaatkan teknologi seperti monitor BenQ atau bahkan kacamata pengurang cahaya biru dapat membantu meningkatkan siklus tidur Anda dan mengatur sekresi melatonin Anda.
Referensi
1. Eyes Overexposed: the Digital Device Dilemma. 2016 Digital Eye Strain Report, The Vision Council.
2. Tosini G, Ferguson I, Tsubota K. Effects of blue light on the circadian system and eye physiology. Mol Vis. 2016;22:61–72.
3. Hattar S, Liao H, Takao M, et al. Melanopsin containing retinal ganglion cells: architecture, projections, and intrinsic photosensitivity. Science. 2002 Feb 8; 295(5557):1065-70.
4. Smick, K., Villette, T., Boulton, M. & Brainard, W. Blue Light Hazard: New Knowledge, New Approaches to Maintaining Ocular Health. Report of Roundtable March 16, 2013, New York City, NY, USA.
5. Brainard G, Sliney D, Hanifin J, Glickman G, Byrne B, Greeson J, Jasser S, Gerner E, Rollag M. Sensitivity of the Human Circadian System to Short-Wavelength (420-nm) Light. J Biol Rhythms. 2008 Oct; 23(5):379-86.
6. Czeisler C. Casting a light on sleep deficiency. Nature, Vol. 497, May 2013.
7. Oh JH, Yoo H, Park HK, Do YR. Analysis of circadian properties and healthy levels of blue light from smartphones at night. Sci Rep. 2015 Jun 18;(5):11325
8. Van Ryan-Quang. Effects of BluTech Lenses on Melatonin, Sleep, Mood, and Neurobehavioral Performance. American Academy of Optometry 2017
9. Chang A, Aeschbach D, Duffy J, Czeisler C. Evening use of light-emitting eReaders negatively affects sleep, circadian timing, and next-morning alertness. PNAS, Vol. 112, No. 4, January 2015.